Jumat, 19 Desember 2008


Every man who knows how to read has it in his power to magnify himself, to multiply the ways in which he exists, to make his life full, significant and interesting.
Aldous Huxley: Jesting Pilate


Library service is not only the provision of books; it is the bringing of the right book to the right reader.

Various avenues open to discovery of community needs. There must be knowledge of the activities, interests, organizations, institution, and distinctive characteristics of the community life, to give understanding of channels through which mass demand for books may be stimulated or developed.

Kamis, 18 Desember 2008

pustaka kampung itu .... codhe


Terletak di Kota Yogyakarta, Kampung Code Utara merupakan transfomasi hubungan masyarakat pinggiran dan marjinal dengan sistem kekuasaan birokrasi pemerintahan yang diwakili oleh Pemkot. Sejak 70-an, Code bagian utara (kota Yogyakarta) mulai dihuni oleh para gelandangan yang menjadi pemulung, pembecak, pengamen, kuli, penggali pasir, tukang parkir, dan sebagainya. Pada 1983 Romo Mangun dan beberapa aktivis mulai masuk ke dalam komunitas yang tidak diakui pemerintah ini. Kehadirannya memberi arti yang banyak bagi masyarakat Kampung Code Utara seperti penataan bangunan, penataan kehidupan sosial, dan usaha untuk mendapat pengakuan dari pemerintah. Mulai tahun-tahun itulah, wilayah tanpa nama yang lebih dikenal sebagai sarang gelandangan dan penjahat ini berbenah untuk menjadi kampung yang lebih beradab. Transformasi ini besar artinya bagi masyarakat, karena selain akhirnya mereka diakui sebagai penduduk Yogyakarta dengan dijadikan sebagai bagian dari wilayah Kota.


Sepeninggal Romo Mangun yang wafat pada februari 1999—dan beliau sendiri sudah jauh lebih lama pada tahun-tahun sebelum itu menarik diri dari aktivitas intensnya di kampung ini—Kampung Code Utara menjalani fase mandiri. Di sinilah kehidupan kampung berjalan sebagai kekuatan sipil yang memiliki nilai-nilai kebersamaan. Kesamaan latar belakang ekonomi kelas bawah menjadi perekat bagi warga yang tinggal di dalamnya.


Di tengah perubahan jaman, kampung bergerak untuk menyesuaikan diri dan belajar untuk menjadi lebih baik. Ini adalah tantangan untuk masyarakat dengan strata pendidikan rendah dan kelompok ekonomi informal. Gerak perubahan, dengan semakin pentingnya aspek informasi dalam kehidupan dan penghidupan manusia, memberi ruang bagi setiap aspek pembelajaran dalam masyarakat semakin penting.


Perpustakaan sebagai rangkaian sejarah manusia merupakan hasil budaya imajinasi yang sangat tinggi. Dengan perpustakaan harta dari masa lalu dalam wujud sastra, buah pikiran, filsafat, teknologi, peristiwa-peristiwa besar sejarah umat manusia, dan berbagai bentuk ilmu pengetahuan lainnya dapat dipelajari, dihayati dan diungkapkan kembali pada masa sekarang melalui sumber bacaan dan informasi. Perpustakaan akan menyediakan informasi untuk kerja-kerja refleksi masa lampau, masa kini dan pembayangan tentang masa depan.


Masyarakat memerlukan perpustakaan sebagai ruang publik yang dekat, mudah diakses, tidak rumit, sesuai kebutuhan, menyatukan mereka dalam keguyuban masyarakat, dan terutama ada rasa memiliki sehingga proses soaial budaya di dalamnya berlangsung sebagai satu rangkaian dengan kegiatan keseharian mereka. Mereka juga perlu melihat perpustakaan sebagai sesuatu yang tidak terlalu serius dan angker yang rak-raknya melulu diisi buku, melainkan sebagai ruang publik tempat mereka mendapatkan semangat dan energi hidup melalui kegembiraan berinteraksi dengan ilmu pengetahuan.


Perpustakaan komunitas yang konsepnya mereka bikin dan kelola sendiri berlokasi di Kampung Code Utara yang secara administratif berada di RT 01 RW I Kelurahan Kotabaru. Dengan menempati bangunan Balai Serba Guna berarsitektur unik karya arsitek-sastrawan-pastur Romo Mangunwijaya yang berada di pusat interaksi warga kampung, seharusnya perpustakaan ini mampu menjadi daya tarik tersendiri. Namun perpustakaan yang sudah lama berdiri ini ternyata mengalami fase kelayuan. Hal ini terutama disebabkan oleh sistem manajemen pengelolaan yang kurang baik, fasilitas yang minim, koleksi dan penambahan terbatas, dan kurangnya kegiatan yang mendorong warga untuk mengunjungi dan berinteraksi dengan rumah pengetahuan tersebut.

Rabu, 17 Desember 2008

Welcome in

We are community library in Kampung Codhe, Yogyakarta.