Rabu, 28 Oktober 2009

MAKIN CERDAS

Beriku ini tulisan Andreas Harefa

Makin Cerdas

Menulis itu sudah jelas merupakan salah satu cara meningkatkan kecerdasan. Setiap kali saya menyelesaikan sebuah tulisan, kecerdasan saya meningkat sekian derajat. Dan semakin sering saya menulis, maka kecerdasan dalam berbahasa, kecerdasan dalam aspek intrapersonal (tahu diri), interpersonal (tahu orang lain), kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan berbagai kecerdasan lainnya terus berkembang tanpa henti.

Bagaimana saya tahu bahwa kecerdasan saya berkembang dan meningkat? Sederhana saja. Ketika saya mulai menulis artikel dan buku-buku di tahun 90-an, saya banyak sekali melakukan kesalahan. Lalu saya menulis lagi dan melakukan kesalahan lagi. Lalu saya menulis lagi dan melakukan kesalahan lagi. Kesalahannya masih tetap ada, bahkan sampai sekarang. Tetapi semakin jarang dan semakin jarang dan semakin jarang. Bukankah itu berarti saya semakin cerdas?

Jadi, ada kalanya saya memandang kawan-kawan yang enggan menulis sebagai orang-orang yang enggan meningkatkan kecerdasannya. Mereka senang bertahan dalam kubangan yang menggerogoti kecerdasannya. Saya sungguh khawatir bahwa pada suatu titik nanti mereka akan dianggap bodoh oleh lingkungannya, bahkan oleh cucu-cicit mereka sendiri.

Kalau ingin makin cerdas: menulislah

Andrias Harefa. Penulis 35 Info pelatihan penulis telepon 021-460 5757: 0815 8963 889; www.andriasharefa.com

Selasa, 27 Oktober 2009

Quotes

“Membaca dapat menghindarkan seseorang terserang demensia (penyakit rusaknya jaringan saraf otak).”
DR. C. EDWARD COFFEY

“Menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam yang traumatis akan menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik.”
DR. JAMES W. PENNEBAKER

“Janganlah rumahmu kamu jadikan kandang—hanya roti dan air yang kamu sediakan. Sediakan pula buku-buku di rumahmu sehingga apabila ruhanimu haus dan lapar, ruhanimu dapat mendapatkan minuman dan makanannya.”
ALI SYARI`ATI

“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”
ALI BIN ABI THALIB

“Dalam makna yang sungguh-sungguh, sebenarnya orang yang membaca kepustakaan yang baik telah hidup lebih daripada orang-orang yang tak mau dan tak mampu membaca.... Adalah tak benar bahwa kita hanya punya satu kehidupan yang kita jalani. Jika ita bisa membaca, kita bisa menjalani berapa pun banyak dan jenis kehidupan seperti yang kita inginkan."
S.I. HAYAKAWA


Jumat, 23 Oktober 2009

Lomba Blogger 2009

Ada lomba Blogger HOKI 2009 dalam rangka menyambut hari ulang tahun Harian Online KabarIndonesia (HOKI) yang ketiga pada tanggal 11 November 2009.

Syarat dan KetentuanKetentuan Umum
1. Lomba ini terbuka bagi siapa saja dan tidak dipungut biaya;
2. Tiap peserta diperkenankan mengirimkan lebih dari satu Blog;
3. Blog harus berbahasa Indonesia;
4. Blog yang disertakan dalam lomba tidak mengandung/ menyebarluaskan content yang merendahkan ataupun mendeskreditkan kelompok tertentu terkait SARA dan tidak mengandung content yang bersifat melanggar kesusilaan secara umum dan/ atau pornografi;
5. Lomba dimulai pada tanggal 12 Oktober 2009;
6. Lomba ditutup pada tanggal 11 November 2009 pkl 24.00 WIB;
7. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 11 Desember 2009;
8. Penentuan Pemenang melalui penilaian oleh Dewan Juri;
9. Hasil penjurian tidak dapat diganggu-gugat dan tidak diadakan surat menyurat.

Ketentuan Teknis

Apabila peserta belum terdaftar sebagai Penulis, pesertadiwajibkan mendaftarkan terlebih dahulu dengan klik 'Daftar Jadi Penulis' di http://www.kabarindonesia.com//;
Provider blog bebas, tidak ditentukan, bisa menggunakan blogsome, multiply, blogspot, wordpress atau penyedia blog lainnya.

Peserta wajib memasang banner HOKI yang terlink ke website HOKI sebagai tanda keikutsertaannya (tidak diperkenankan dipasang di bagian bawah Blog). Kode HTML banner dapat dilihat: http://www.kabarindonesia.com/files/hoki2009.doc
Apabila terdapat pertanyaan sehubungan dengan pemasangannya, silahkan mengirimkannya ke help-desk@kabarindonesia.com

Setelah kedua persyaratan di atas terpenuhi, silahkan mengirimkan sebuah tulisan mengenai Blog Anda ke http://www.kabarindonesia.com// sebagai berita di rubrik 'Blogger' (Kategori Berita) dengan judul: Lomba Blogger HOKI 2009 dengan mengklik terlebih dahulu 'Kirim/ Edit Berita di bagian atas website HOKI;

Dalam tulisan yang dikirimkan, wajib tercantum alamat URL Blog Peserta, keterangan mengenai isi Blog, profil singkat Peserta dan alasan mengapa tertarik mengikuti 'Lomba Blogger HOKI 2009. Tulisan yang dikirim ke HOKI dapat disertai foto peserta atau gambar halaman Blog, namun hal ini tidak wajib.

Kriteria Penilaian
- Penyajian tulisan yang dikirimkan ke HOKI (tidak akan dilakukan pengeditan oleh Tim Editor) - Penampilan, kreatifitas dan design Blog
- Navigasi yang dinamis
- Popularitas
- Originalitas posting
- Keaktifan dan kualitas posting
- Tema BlogS

elama lomba berlangsung hingga selang waktu pengumuman pemenang, logo HOKI wajib terpasang di Blog masing-masing para Peserta. Mereka yang melanggar aturan ini akan didiskualifikasi. Ayo buktikan kreatifitas para Blogger Indonesia bersama Harian Online KabarIndonesia (HOKI)!!Selamat Berlomba!!!

Panitia Lomba Blogger Memperingati HUT HOKI 2009 Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.comBerita besar hari ini...!!!Kunjungi segera: http://www.kabarindonesia.com//

Kamis, 15 Oktober 2009

Resensi buku: Pope Joan

resensi buku

buku_pope_jone


Pope Joan, buku yang luar biasa. Pertama kali saya melihat buku ini di antara buku-buku yang berserakan pada sebuah kios bazar buku di Medan, saya langsung tertarik dengan judulnya. Pope Joan, Paus Joan. Apa maksudnya? Kemudian saya baca sampul belakangnya dan beberapa pujian yang didapatkan atas buku ini. Luar biasa, menarik! Kisah tentang seorang perempuan pada abad 8 hingga 9 M yang kemudian takdir membawanya pada posisi kepemimpinan tertinggi kerajaan kekristenan. A woman?

Saya membagi buku ini menjadi tiga bagian. Di penggal pertama buku ini mengisahkan tentang kehidupan pribadi seorang Joan sejak bagaimana ia lahir hingga berbagai kesulitan hidup yang ia dapatkan hanya karena ia seorang ‘perempuan’. Pada masa itu, abad ke 8 M, kedudukan perempuan begitu nista dan hinanya di mata masyarakat terutama laki-laki. Perempuan tidak diperbolehkan membaca dan menulis. Begitu pun berbagai mitos-mitos tentang perempuan, bahwa kelahiran seorang anak perempuan adalah hukuman bagi dosa-dosa orang tuanya. Saya jadi teringat hal ini mirip sekali dengan zaman jahiliyah di Mekkah dulu. Padahal agama kristen di masa Joan hidup itu sudah begitu luasnya tersebar hampir di seluruh Eropa. Kaum ‘kafir’, begitu para orang-orang kristen menyebutkan orang-orang Pagan dan diluar iman kristen, digiring untuk memeluk iman kristen dengan segala cara. Pedang, perang, dan sebagainya.

Saya akui, saya sangat terpesona dengan kisah Joan di masa kecil hingga remajanya. Ia memiliki tekad yang begitu kuat dalam belajar (secara sembunyi-sembunyi tentunya) hingga ia berhasil masuk di schola (sekolah) untuk para akademisi dan imam. Gaya penulisan sang penulis mengisahkan penggalan pertama ini begitu detil dan hidup, seakan kita memasukin zaman di mana Joan hidup.

Penggal kedua mengisahkan bagaimana pergolakan politik dan situasi kerajaan Roma dan sekitarnya. Perang demi perang, kekejaman demi kekejaman, semua bersatu dalam deretan peristiwa-peristiwa sejarah yang berkaitan. Dalam hal ini, beberapa bagian dikisahkan secara cepat dan tidak detil. Menurut saya, mungkin agar pembaca tidak bosan. Tetapi bagi saya pribadi, seperti semacam deskripsi singkat sejarah, yang hampir saja saya lewatkan untuk membaca karena ada rasa enggan dan malas membaca gaya penulisan seperti itu. Tetapi agar memahami alur cerita, saya pun membacanya juga.

Pada bagian ketiga, mengisahkan kehidupan Joan di Roma. Di sinilah puncak prestasinya dalam hidup akan tertulis. Meskipun sebelum itu, Joan sudah mencapai tingkat prestasi yang hebat dan tinggi dalam dunia akademisi dan keagamaan. Menyamar sebagai laki-laki dan kecerdasannya yang luar biasa pada ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan dunia pengobatan, membawanya menjadi seorang Paus. Paus Perempuan, yang selama ribuan tahun keberadaannya tidak diakui bahkan sengaja dihilangkan dari sejarah karena dianggap sebagai penghinaan dan dosa besar.

Novel ini pun mengisahkan pula sisi perasaan Joan sebagai perempuan. Ia merasakan cinta, kasih sayang, dan perasaan menjadi seorang calon ibu bagi anak yang diperolehnya dari seorang Gerold, laki-laki yang menjadi pelindungnya. Tetapi mereka akhirnya harus berakhir di sebuah penutup yang begitu menyedihkan, saya sendiri sampai menangis karena itu.

Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa kisah yang diceritakan dengan cukup vulgar dengan maksud untuk tidak mengurangi pesan moral cerita. Begitu pun tentang terkuaknya rahasia besar para Paus dan imam-imam gereja pada masa itu yang terlibat skandal seks yang tidak layak, dalam bahasa mereka disebut sebagai salibat. Joan begitu menentangnya. Saya rasa sebagai seorang dewasa, pembaca harus bisa memaknainya sebagai sesuatu yang positif agar bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut.

Penulis pun menambahkan di bagian akhir tentang fakta-fakta sejarah, berikut segala data-data yang berkaitan dengan eksistensi Joan. Bahkan menyebutkan pula sumber-sumber sejarah dan sebagainya.

Secara keseluruhan, menurut saya novel ini sangat luar biasa. Bagus dibaca untuk mengetahui apa dan bagaimana sejarah dunia kristen pada masa itu yang sangat bertolak belakang. Dan bagaimana pesan moral yang ingin disampaikan penulis tentang kedudukan perempuan atas kaum lelaki, bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan. Pada masa itu, semua hal tersebut menjadi sesuatu yang berdosa, tetapi tidak bagi Joan yang telah mampu menembus batas. Secara ekstrem penulis menggambarkan kesetaraan gender dalam buku ini, tentang sejajarnya laki-laki dan perempuan menjadi Paus. Hmm…menurut saya ini sesuatu yang kontroversial pastinya.

diambil dari http://pustaka-ebook.com/pope-joan/