Rabu, 18 Februari 2009

Ayo Teriak: Horeeee!


Kami melawati kesibukkan mengembangkan perpustakaan komunitas dengan langkah yang ringan, namun baru terasa lelahnya setelah sampai pada akhir Laporan Pertanggungjawaban. Buku-buku masih berserakan. Debu-debu keluar masuk ruangan. Air menggenangi satu sudut ruangan ketika hujan deras datang. Kucing kecil yang kelaparan tidur di tumpukan buku. Kertas-krtas hasil potongan yang ragu tersebar, mengisisudut-sudut yang tidak pernah disapu. Ada kebersamaan tersisa di potongan-potongan kecil plastik sampul. Duh, buku-buku ini membuat tubuh kami seperti terjerembab di jalan.


Bersyukur, ini akan segera selesai. Dinding-dinding yang tak karuan, kami tempeli macam-macam poster. Ada gambar-gambar perempuan cantik, ada foto-foto kami sedang jadi turis, ada paku berbulu, debu-debu selalu bertambah dan cicak tidak pernah mau meninggalkan tempat tersebut.

“Ayo bereskan!” teriak salah satu dari kami, dalam hati. He he he.... anak-anak akan membikin ribut dan menghancurkan seluruh karya kita ini! Lihat mereka! Kakinya bercampur pasir, aduh, kita harus rajin menyapu lantai yang jelek ini. Belum lagi kalau mereka brteriak-teriak, memegang-megang yang tidak boleh dipegang (apaan sih?!), mengambil buku tanpa niat mengembalikannya di tempat semula, mengacak-acak smuanya! Semuanya!!!!


Hai, Asa, pergi dari kertas-kertas itu!


Awas, puzzle itu harus lengkap, kalau sampai hilang ekornya, kau akan kujadikan potongan puzzle!


Vera, jangan bermain-main dengan cutter, nanti kumismu terpotong! (halah, ini ma fantasi doang... anak perempuan ko berkumis!)


Yah, itu hanya bayangan kami, tapi 80% keributan disebabkan anak-anak itu sudah lumayan.... artinya, yang remaja masih kebagian 20% berbuat gaduh! Aku tidak suka mendengarkan lagu-lagu Indosesia! Teriak seseorang!


Ayo, kita nyanyi dangdut! Kata Desi girang.


Wah, kalian masukin cicak ke dalam kopiku ya??? Ini teriakan Topik, si maniak kopi.


Ini buku banyak banget ya, dikiloin aja pasti lumayan! Wah-wah.... kelakuan siapa ya yang mau ngiloin buku.... pasti si Santoso bin Londo.


3 komentar: