Minggu, 22 Februari 2009

LPJ

A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang/Analisis Situasi

Kampung Code Utara Terletak di bagian utara Kota Yogyakarta, merupakan kampung dengan status tanah bukan hak milik namun telah diakui pemerintah dengan dimasukkan ke dalam sistem administratif birokrasi RT 01 kelurahan Kotabaru. Kampung ini menempati bantaran sungai Code, sisi selatan jembatan Sudirman.

Masyarakat Code Utara merupakan komposisi warga pinggiran dengan tingkat ekonomi rata-rata rendah. Sebagian besar bekerja pada sektor informal seperti pemulung, pembecak, pedagang kecil, bengkel, penambang pasir kali, tukang parkir, dan sejenisnya. Sementara, tingkat pendidikan warga sudah banyak yang menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. Kondisi pemukiman padat, dengan rumah-rumah yang saling berimpit, ruangan kecil, jalan sempit, dan ruang publik yang minim. Kehidupan sosialnya akrab meski gesekan-gesekan atau konflik kecil telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Warga mengorganisir kegiatan dan mengakomodasi kepentingan lewat kegiatan arisan maupun rapat RT yang diadakan setiap Minggu Pahing. Sedangkan kelompok remaja memiliki organisasi Muda-mudi sebagai ruang mengakomdasi kepentingan dan kebutuhan anggotanya.

Kehadiran perpustakaan masyarakat seakan jadi oase manakala kesibukan sehari-hari jadi tekanan. Warga memerlukan perpustakaan sebagai ruang publik yang dekat, mudah diakses, tidak rumit, rekreatif sekaligus edukatif, sesuai kebutuhan, menyatukan mereka dalam keguyuban masyarakat, dan ada rasa memiliki sehingga proses sosial-budaya di dalamnya berlangsung sebagai satu rangkaian dengan kegiatan keseharian mereka. Namun, lemahnya penanganan pelayanan seringkali membuat perpustakaan di Code Utara ini tidak berfungsi seperti harapan warga. Kurangnya dorongan semangat dan ketersediaan tenaga yang cakap, yang dapat mengelola perpustakaan dengan baik, efesien, dan tepat sasaran, adalah kendala utama.

Selama ini Pustaka Kampung ditangani remaja kampung yang secara aktif berusaha terus menghidupkan budaya baca. Bekal yang dimiliki memang masih sekadar semangat, tanpa dukungan dana dari RT maupun pihak lain, juga dengan pengetahuan sekadarnya tentang pengelolaan taman bacaan masyarakat. Koleksi bahan bacaan didapat dari sumbangan dan belum pernah mendapat bantuan pendanan, sebelum kemudian memperoleh dana stimulan dari Pemkot. Namun, perhatian beberapa pihak ini telah membuat perpustakaan masih eksis, walau pasang-surut.

b. Tujuan Pelaporan

Laporan ini merupakan bagian dari kelanjutan pelaksanaan bantuan stimulan perpustakaan yang diberikan Pemkot Yogyakarta lewat UPT Perpustakaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun 2008, sekaligus gambaran perkembangan Pustaka Kampung. Laporan ini bermanfaat sebagai masukan, baik kepada Pemerintah Kota, warga Code Utara, dan masyarakat luas yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap perpustakaan komunitas. Pustaka Kampung akan menggunakan laporan ini sebagai salah satu pijakan penentuan arah pengembangan ke depan, mengingat semangat yang luar biasa yang ditunjukkan remaja Kampung Code dalam upaya penguatan budaya baca.

B. PROFIL PERPUSTAKAAN

a. Nama perpustakaan

PUSTAKA KAMPUNG

Codhe Community Library

Visi : Menjadi ruang rekreatif dan edukatif serta dapat mengembangkan kreativitas anggota.

Misi : - Menyediakan ruang yang representatif dan layak untuk kegiatan belajar, membaca, dan kegiatan literer.

- Memfasilitasi kebutuhan bahan pustaka warga Code Utara.

b. Alamat lengkap

Balai Serbaguna (Pustaka Kampung 1)dan Sekretariat Muda-mudi (Pustaka Kampung 2) Kampung Codhe Utara, RT 01 RW I Kel. Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

http://spesieslangka.blogspot.com

pustakampung@gmail.com

c. Nama Pelindung

Ketua RT 01, Drs. Darsam

d. Nama ketua

Muhammad Taufikul Basari

e. Sasaran layanan perpustakaan

i. Anak-anak (usia SD) : 29 orang

ii. Remaja (usia SMP-SMA-blm menikah): 31 orang

iii. Usia Dewasa : 91 orang

iv. Usia lansia : 18 orang

f. Keadaan koleksi

Koleksi berupa bahan pustaka meliputi dua jenis; bahan bacaan dan alat permainan edukatif. Perpustakaan juga dilengkapi dengan poster, peta, dan ‘papan’ bulettin.

Bahan bacaan yang tersedia berupa buku, majalah, suratkabar, buletin, komik.

Buku : 1333 judul 1361 eksemplar

Bukan buku : 15 jenis

g. Sarana dan prasarana perpustakaan

· Gedung/ruang : 1. Ruang utama yang menjadi sekretariat perpustakaan adalah ruang milik organisasi Muda-mudi kampung, berupa satu ruang 3X3 m. Letaknya di bawah ‘Museum Romomangun’. Ini adalah lokasi perpustakaan yang baru.

2. Sebagian koleksi ditempatkan di Balai Sebaguna milik Kampung, kotak-kotak berkaca. Tempat ini adalah lokasi perpustakaan yang lama, merupakan lokasi strategis berupa balai terbuka 3X6 m.

· Perlengkapan

1. Kotak kayu tempat koleksi berjumlah 9 buah di Balai Serbaguna: 2 kotak untuk kampung berisi ragam ‘souvenir’ kenang-kenangan kunjungan dan piagam, 1 kotak untuk penyimpanan alat posyandu, 6 kotak untuk koleksi buku dan majalah.

2. lemari rak, 2 buah ada di sekretariat.

3. rak papan, 4 buah.

4. meja, 1 buah.

5. lemari, 1 buah (milik Muda-mudi)

6. Peta dunia, 1 buah

7. Peta Yogyakarta, 1 buah

8. Poster, 4 buah.

9. Kursi, 1.

10. White Board, 1.

h. Pengelola

Pengelolaan di bawah Organisasi Muda-mudi oleh satu tim Perpustakaan yang berfungsi sebagai penyelenggara perpustakaan.

Ketua Perpustakaan : M. Taufikul Basari

Bidang Layanan : Mulyani

Desi Wulansari

Nararia Hangyowati

Ika Wulandari

Bidang Administrasi : Nita Nurjanah

MudiYatno

Agung Susilo

Randi

i. Pelayanan

· Jadwal Pelayanan

· Balai Serbaguna

Minggu 19.30—21.00

Kamis 19.30—21.00

· Skretariat

Minggu 09.00—12.00

Rabu 15.00—18.00

Jumat 15.00—18.00

· Rata-rata jumlah pengunjung : 15 pengunjung

· Rata-rata peminjam : 5 peminjam

j. Kegiatan penunjang/pendamping

No

Hari/tanggal

Kegiatan

Penanggungjawab

Peserta

1

Minggu—Jumat

Bimbingan Belajar

Candra, Sri Lestari

Anak-anak SD dan SMP

C. POKOK-POKOK LAPORAN

a. Jumlah penerimaan bantuan

Bantuan stimulan sejumlah Rp 7.000.000,00 tunai dari Pemkot diterima pada tanggal 13 Januari 2009 di UPT Perpustakaan Kota Yogyakarta, Kotabaru.

b. Kegiatan yang dilaksanakan

· Persiapan tempat baru untuk Pustaka Kampung

16-1-09: Rapat pengurus (anggota Muda-mudi) menentukan sistem kerja penggunaan dana stimulan. Proses rapat, penentuan keputusan bersama, dan kerjasama pengelola adalah bagian dari proses pembelajaran yang penting karena sebagian besar pengurus masih remaja (usia SMP-SMA) sehingga ke depan akan menjadi bekal yang berharga dalam pembentukan karakter sosial mereka.

18-1-09: Kerjabakti pembersihan ruang sekretariat Muda-mudi sebagai bakal tempat perpustakaan yang baru, sekaligus membuat taksiran pembelanjaan untuk perlengkapan dan peralatan perpustakaan. Pemilihan tempat baru ini karena tempat lama sangat terbatas, sudah tidak mungkin menempatkan rak baru dan juga tempat tersebut terbuka sehingga sulit mengontrol keamanan koleksi bahan pustaka.

26-1-09: Pengecatan kayu bagian dalam dan pemindahan buku.

· Klasifikasi koleksi buku, penomoran, dan penyampulan (perawatan)

Klasifikasi dan pendataan buku. Semua koleksi lama didata dan diberi call number serta warna identifikasi jenis buku. Klasifikasi menggunakan DDC Dewey secara sederhana, hanya menggunakan 10 jenis nomor; 000, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900. buku-buku lama, berupa buku pelajaran sekolah sebelum keluaran 2004 dan juga buku rusak dipilah untuk ‘dikeluarkan’ atau dijual kiloan, jumlahnya sekitar 200 eksemplar. Proses klasifikasi dan pendataan ini memerlukan waktu paling lama mengingat keterbatasan tenaga yang dapat melakukannya dan waktu luang.

Penyampulan buku (lama dan baru) untuk meminimalisir kerusakan dengan sampul plastik ketebalan standar.

· Pembelian sarana penunjang

Kebutuhan penempatan koleksi buku dipenuhi dengan pembelian 2 lemari rak buku baru, pembuatan rak ‘display’ yang menempel pada dinding, dan meja untuk layanan. Satu lemari milik Muda-mudi dimanfaatkan Pustaka Kampung dengan beberapa perbaikan. Saat ini sedang proses meminta kursi yang sudah tidak dipakai dari RT.

· Penambahan koleksi pustaka

Kami mengajak pengurus dan anggota Muda-mudi untuk turut berbelanja buku sebagai bagian dari pembelajaran. Bertepatan dengan pameran buku di Jogja, Pustaka Kampung mencoba memaksimalkan pembelanjaan buku dengan membeli buku-buku lewat pameran yang harganya jauh lebih murah daripada di toko buku. Beberapa buku yang tidak didapatkan lewat pamera buku, kami beli lewat toko buku Togamas dan shopping centre. Pembelanjaan untuk buku ini merupakan alokasi terbesar dari dana stimulan. Selain buku kami juga menambah koleksi puzzle, peta, dan poster.

Penambahan koleksi bahan pustaka juga diperoleh dari koleksi Perpustakaan & Pondok Belajar Ghifari Kali Code yang digabungkan dengan Pustaka Kampung. Pustaka Kampung juga memperoleh bantuan buku dari Bentang Pustaka—penerbit lain masih dalam proses.

Dalam pembelanjan koleksi bahan pustaka, kami mempertimbangan segmentasi kebutuhan warga. TBM saat ini masih dipakai sebagai tujuan rekreatif karena sebagian besar anggota aktif adalah remaja dan anak-anak. Acuannya adalah jenis buku yang sebelumnya banyak dicari dan juga memenuhi pesanan judul dari warga.

c. Laporan keuangan

LAMPIRAN 1

D. RENCANA PENGEMBANGAN

a. Jangka pendek

· Penataan administrasi agar lebih rapi dan terdokumentasi secara baik, penggunaan kartu anggota dalam peminjaman, dan penyesuaian sistem peminjaman sesuai tuntutan pengguna.

· Pembuatan dan pemeliharaan e-mail dan blog sebagai sarana komunikasi keluar.

· Memperkuat jaringan antar perpustakaan komunitas. Selama ini sudah terjalin dengan jaringan perpustakaan anak 1001 buku.

· Konsistensi pelayanan meliputi ketepatan jadwal layanan, kepatuahan pada sistem yang disepakati seperti lama peminjaman dan denda.

· Kegiatan outbond remaja untuk memperkuat karakter individu dan sosial dalam rangka memperkuat jalinan kerjasama antar remaja Kampung Code Utara. Pustaka Kampung akan mensponsori kegiatan ini dengan menyisihkan dana stimulan yang masih tersisa. Kegiatan rencananya akan dilaksnakan pada Maret 2009.

· Pembuatan buletin tempel yang diisi oleh remaja.

· Memfasilitasi anak-anak untuk mengirimkan tulisan dan gambar mereka ke suratkabar atau majalah anak-anak.

b. Jangka panjang

· Menyediakan sarana pustaka yang lebih komplit sesuai dengan kebutuhan warga, seperti penyediaan bahan pustaka elektronik.

· Mendapatkan donatur buku tetap.

· Mengadakan kegiatan rutin untuk remaja serupa outbond atau supercamp.

E. EVALUASI DAN SARAN

a. Selama ini penekanan perpustakaan masyarakat pada bahan pustaka maupun sarana, padahal untuk membentuk budaya baca tidak dapat hanya dilakukan dengan penyediaan bahan pustaka. Perpustakaan komunitas seharusnya menjadi organisasi aktif yang melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran kreatif untuk mendukung pemintaran masyarakat. Namun, untuk merancang dan melakukan kegiatan seperti itu diperlukan sumberdaya yang handal, yang telah memiliki pengalaman dan dapat menumbuhkan intelektualitas lewat berbagai macam kegiatan kreatif. Sedangkan kebanyakan perpustakaan komunitas berbasis pada masyarakat marjinal secara ekonomi dan pendidikan, lemah dalam sumber daya manusia. Diperlukan transfer pengetahuan yang lebih banyak dan berkesinambungan.

b. Kegiatan seperti di atas dapat dilakukan lewat kerjasama dengan instansi swasta, namun perlu fasilitator dari instansi pemerintah yang memliki tanggungjawab dalam hal perpustakaan. Perpustakaan komunitas memiliki keterbatasan jaringan dan sumberdaya, karena itu tetap diperlukan pendampingan. Pendampingan tidak harus dari pemerintah, namun dapat memanfaatkan akademisi dari level universitas atau LSM.

F. PENUTUP

Sebelumnya, Pustaka Kampung sangat berterimaksih kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang lewat UPT Perpustakaan Kota telah memberikan bantuan stimulan sehingga memompa semangat kami dalam mengembangkan perpustakaan komunitas. Terimakasih pula untuk pihak-pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan memberi sumbangan tenaga, pikiran, dan materi. Terimakasih kepada organisasi Muda-mudi Kampung Code Utara, kepada ketua RT 01, Kepada ketua RW I, kepada Lurah Kotabaru, dan segenap pihak yang tidak disebutkan namun aktif membantu. Semoga lewat bantuan stimulan ini Pustaka Kampung dapat menjadi perpustakaan komunitas yang lebih ‘hidup’ dan aktif.

Yogyakarta, 17 Februari 2009

Mengetahui,

Lurah Kotabaru

Purwanto

Ketua RW I

Bahran

Ketua Perpustakaan

M. Taufikul B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar