Senin, 14 Juni 2010

Hai... apa yang kau baca hari ini? Ayo, ceritakan padaku?


selamat malam...
Hai... apa yang kau baca hari ini? Ayo, ceritakan padaku?

Hmm... mungkin saya, saudara, dan kawan-kawan tidak pernah bertanya hal-hal seperti itu pada anak-anak, pada remaja, atau bahkan pada teman sendiri. Kita barangkali enggan menggunakan sapaan yang mengandung kata buku di dalamnya karena sadar diri kita sendiri tidak membaca buku. Tapi, sekali kita mencobanya, kita telah membuka dua kunci sekaligus. Tidak percaya? Cobalah bertanya pada anak kecil. Kalau mereka tidak membaca buku hari ini, besok mereka yang terngiang dengan sapaan kita, akan memikirkan mengenai buku dan berusaha sekali dua kali membukanya. Sedangkan kita, yang menyapa demikian meski kita tidak membaca, akan terngiang pula dengan sapaan jenis baru yang kita buat. Karena hal baru, kita akan lebih mudah mengingatnya. Dan, kata buku bisa memicu kita untuk, setidaknya menyentuh buku, membolak-baliknya, dan semoga mulai membaca, setidaknya judul...

Heh... Itu barangkali langkah sederhana, sangat sederhana, untuk memicu dan memacu orang lain, terutama anak-anak untuk mulai mengakrabi buku. Namun, disamping dengan pancingan sapaan tersebut, kita juga mesti menyediakan buku di sekitar kita, di sekitar anak-anak, agar mereka tidak asing dengan benda "buku" itu. Yak, buku-buku cerita, komik, buku bergambar, majalah anak, bisa jadi saluran yang baik bagi anak bertumbuh dalam kultur baru yang lebih sehat dan cerdas. Kita tidak tahu tantangan apa di masa depan, tapi kita bisa sejak dini mempersiapkan diri dengan pengetahuan. Itu praktisnya. Saya sendiri, memandang buku dan membaca bukan untuk menghadapi masa depan. Rugi. Kenapa? Karena kitalah yang akan membentuk masa depan. Jadi, membaca adalah salah satu cara untuk membentuk masa depan kita sendiri, karena kita mesti hidup di bawah kendali kesadaran pribadi, bukan untuk dikendalikan orang lain.

Selamat berubah...

salam pustaka code!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar